1. Asal Tanaman ( Nama ilmiah dan kelas klasifikasinya ) •Gandapura memiliki nama ilmiah dalam bahasa Latin Gaultheria punctata, Blume, dengan nama sinonim Gaultheria fragrantissima. •Tanaman gandapura dalam ilmu taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Sub kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Ericales Famili : Ericaceae Genus : Gaultheria Spesies : Gaultheria fragrantissima
2. Nama daerah dan nama asing tanaman •Jawa: Kakapasan, kaworo, kapasan, kasturi, regula, rewulow, waron, kastore, bukal; Sumatera: Gandapura, kapas sedeki; Maluku: Kasturi; Madura: Kastore bukal; Sunda: Kakapasan; Lampung: Kapas sedeki: Ternate: Kasturi; •Tumbuhan gandapura dalam bahasa Inggris disebut fragrant wintergreen atau indian wintergreen. Di India, gandapura memiliki beberapa nama lokal, yakni charmapatra, hermantaharita, nilaphala, swetapuspa, tailapatra (Sanskrit), gandapura (Hindi), hamantaharitam, gandhapura (Malayalam). Kolakkai (Tamil), dan dhasingare, padakine, patapate, machino (Nepali).
3.Deskripsi tanaman/ ciri tanaman serta penyebaran/ daerah tumbuhnya ( beserta gambar ) Gandapura ditemukan tumbuh liar di tempat-tempat terbuka pada tanah terlantar maupun semak-semak atau ditanam di kebun-¬kebun. Kapasan dapat ditemukan pada ketinggian 1-650 meter dpl. Semak, berumur pendek, tumbuh tegak, tinggi 0,5-2,5 meter. Batang bulat, bagian pangkalnya umumnya berkayu, percabangan sedikit, ditumbuhi rambut kasar. Daun tunggal, bertangkai panjang. Helaian daun berlekuk, bercangap, atau berbagi 5 yang sangat dalam, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, pertulangan menjari, kedua permukaan berambut kasar, panjang 6-22 cm, lebar 5-20 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, berbentuk lonceng, berukuran besar, keluar dari ketiak daun, daun mahkota 5 buah, panjang 3,5-10 cm, berwarna kuning. Buahnya buah kotak, bulat telur, berusuk lima, meruncing, panjang 5-8 cm, berambut seperti sikat, jika sudah masak akan terbuka dengan 5 katup. Biji berbentuk ginjal, pipih, keras, berwarna kelabu, bergaris halus dari pangkal sampai ujung, baunya wangi. Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran tinggi, 1.300 – 3.300 m dpl., (Oyen dan Dung, 1999) dan belum dikembangkan secara ekonomis karena belum tersedia teknologi budidayanya yang tepat. Negara penghasil wintergreen adalah Kanada dan Amerika Serikat, yang tumbuh tersebar di daerah Newfounland, Manitoba, Minnesito sampai George dan Alabama. Sedangkan di Indonesia tanaman gandapura banyak ditemukan di sekitar hutan seperti gunung Dieng / gunung Lawu, Jawa Tengah. Selain di Asia timur, di kaki Pegunungan Himalaya, mulai dari India hingga Nepal, Tibet, Myanmar, dan daratan Tiongkok bagian barat, Sri Lanka, Vietnam Utara, dan Semenanjung Malaya. Musim berbunga tumbuhan ini berlangsung April – Mei.
4. Jenis simplisia ( bagian tanaman yang digunakan sertakan gambar ) Minyak gandapura dihasilkan dari daun dan gagang tanaman gandapura (Gaultheria sp.) melalui proses penyulingan. Sementara penyulingan minyak gandapura lokal masih dilakukan secara kecil-kecilan menggunakan alat yang sangat sederhana. Dalam percobaan ini, pembuatan ekstrak menggunakan 3 jenis pelarut, yaitu metanol, etil asetat dan heksan. Daun gandapura mengandung minyak atsiri sekitar 1,2%, bila disuling dalam keadaan segar kadar minyaknya hanya 0,5 – 0,8%, tetapi bila telah dikeringkan dapat mencapai 1% (Heyne, 1987).
5. Cara pemanenan tanaman untuk Oleum gaultheriae Terna gandapura diperoleh dengan cara mencari di sekitar hutan, (banyak di gunung Dieng / gunung Lawu, Jawa Tengah) secara selektif artinya memetik daun dan ranting yang sudah tua (hijau kecoklatan) dengan meninggalkan bagian tanaman yang masih muda (daun dan ranting berwarna merah kehijauan). Pada satu tanaman diambil 2/3 bagian tanaman, dan sisanya dibiarkan untuk tumbuh berkembang lebih lanjut. Musim pencarian terna gandapura dilakukan hanya 8 bulan dalam setiap tahun, yakni pada akhir musim hujan sampai awal musim hujan (Februari-September). Dengan demikian tanaman gandapura dapat berkembang biak atau setidaknya tanaman gandapura yang sudah diambil sebagian ternanya dapat bertunas kembali selama musim penghujan (4 bulan). Pengeringan terna gandapura dilakukan selama 2-3 hari. Kemudian terna dicacah dan disuling pada hari ke-4. Waktu penyulingan pada umumnya dilakukan sore hari sampai dini hari (± 8-10 jam).
6. Proses pembuatan Oleum gaultheriae Beberapa metode yang dikemukakan dalam pengambilan minyak atsiri tanaman gandapura adalah sebagai berikut: a.Dengan maserasi kemudian disteam destilasi dari daun Gaultheria procumbens Linne (familia : Ericaceae) atau dari kulit pohon Belula lenta Linne (familia : Betulaceae). b.Destilasi dari Wintergreen (familia : G. procumbens) dipotong kecil-kecil biarkan 12 jam dalam air lalu minyak dipisahkan dengan steam. Minyak gandapura dihasilkan dari daun dan gagang tanaman gandapura (Gaultheria sp.) melalui proses penyulingan. Sementara penyulingan minyak gandapura lokal masih dilakukan secara kecil-kecilan menggunakan alat yang sangat sederhana. Dalam percobaan ini, Pembuatan ekstrak menggunakan 3 jenis pelarut, yaitu metanol, etil asetat dan heksan. Daun gandapura mengandung minyak atsiri sekitar 1,2%, bila disuling dalam keadaan segar kadar minyaknya hanya 0,5 – 0,8%, tetapi bila telah dikeringkan dapat mencapai 1% (Heyne, 1987). Hasil ekstraksi dari masing-masing pelarut juga menunjukkan adanya perbedaan, yaitu rendemen ekstrak tertinggi dihasilkan oleh ekstrak methanol (12,50%) yang bersifat polar, diikuti oleh ekstrak etil asetat (3,76%) dan heksan (1,99%). Penyulingan dilakukan secara uap dan air dengan lama penyulingan 6 jam. Mutu bahan baku dianalisis, sesuai ketentuan Materia Medika Indonesia (Depkes, 1989) terutama dalam penentuan kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sari yang larut dalam air dan alkohol.
7. Deskripsi / pemerian Oleum gaultheriae Minyak atsiri merupakan minyak mudah menguap atau minyak terbang yang umumnya berwujud cairan diperoleh dari bagian tanaman akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara destilasi. Minyak gandapura dihasilkan dari daun dan gagang tanaman gandapura (Gaultheria sp.) melalui proses penyulingan. Cara pemberian minyak atsiri bisa dalam bentuk kompres (4 – 5 tetes atau 0,20 – 0,25 ml dicampur dengan air hangat atau dingin sebanyak sekitar 200 ml), minyak untuk pijat (12 – 15 tetes atau 0,60 – 0,75 ml) dalam 30 ml minyak almon) dan lotion (25 tetes atau 0,25 ml minyak dalam 60 g lotion netral (Anonim, 2003). Selain itu, minyak atsiri gandapura bisa dimanfaatkan juga sebagai insektisida atau insek repellent. Metode ekstraksi terhadap minyak atsiri akan berpengaruh terhadap rasa, aroma, kenampakan dan komposisi kimia dari produk, seperti minyak hasil penyulingan mempunyai bau dan aroma yang berbeda dengan minyak hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik (Ravid et al., 1983).
8. Kandungan kimia Oleum gaultheriae Kandungan kimia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar